Gunung Gede Pangrango, merupakan dua gunung yang tersambung antara satu dengan yang lainnya. Pendakian kali ini diputuskan untuk hanya menjelajah Gunung Gede saja. Kebanyakan pendaki hanya memilih salah satu gunung dari dua gunung ini karena beratnya jalur pendakian dan waktu tempuh yang membutuhkan lebih lama apabila kita memutuskan untuk menjelajah keduanya.
Kawasan Gunung Gede Pangrango berada di Bogor, Jawa Barat, dengan ketinggian puncak Gede 2.958mdpl dan Pangrango 3.019mdpl. Kedua Puncak ini dihubungkan dengan sebuah lembah yang namanya yaitu Kandang Badak 2.393mdpl.
Kandang Badak biasanya dijadikan sebagai tempat berkemah bagi para pendaki, dan kamipun berkemah di lembah ini karena dirasa lebih aman.
Puncak Gunung Gede (2.958mdpl)
Kawasan Gunung Gede Pangrango berada di Bogor, Jawa Barat, dengan ketinggian puncak Gede 2.958mdpl dan Pangrango 3.019mdpl. Kedua Puncak ini dihubungkan dengan sebuah lembah yang namanya yaitu Kandang Badak 2.393mdpl.
Kandang Badak biasanya dijadikan sebagai tempat berkemah bagi para pendaki, dan kamipun berkemah di lembah ini karena dirasa lebih aman.
Kandang Badak
Sebelum melakukan pendakian, kita harus melakukan booking terlebih dahulu untuk mendapatkan izin pendakian di Kantor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di website ini http://www.gedepangrango.org/ dan melakukan registrasi dengan membawa fotokopi KTP dan surat keterangan sehat dari dokter yang harus diserahkan sebelum pendakian. Gak mau kan kalo ternyata kita mengidap suatu penyakit tapi tetap dipaksakan keatas, nanti bisa bahaya dan merepotkan orang lain.. hhee..
Karena jumlah pendaki dibatasi hanya 600orang per malam, 300orang melalui jalur cibodas, 200orang jalur gunung putri, dan 100orang jalur salabintana jadi kalo melebihi kuota ya dieliminasi, gagal deh nanjak.
Saya dan teman-teman akhirnya memutuskan untuk memilih jalur cibodas. Karena jalur ini lebih populer, walaupun agak lebih lama waktu tempuhnya ke kandang badak sekitar 6jam paling cepat daripada gunung putri yang memakan 4jam, dan juga di start awal pendakian jalur cibodas banyak pedagang makanan berat sebelum pendakian, jadi kami membawa bekal nasi matang keatas gunung.
Kantor Taman Nasional Cibodas
Berhubung saya melalui jalur cibodas, jadi saya akan bercerita ttg suka dukanya jalur ini hingga sampai ke puncak.. Berawal dari melewati hutan tropis yang lebat dan ga begitu menanjak, hingga pada akhirnya di ketinggian 1.500mdpl kita akan menemui Telaga Biru yang warna airnya bisa berubah-ubah. setelah itu melintasi jembatan kayu sepanjang 1km..
Awalnya sih oke oke aja, tapi setelah itu kita bakalan nemuin jalan menanjak dan berbatu hingga Kandang Badak. Masalahnya biasanya kalo gunung batunya asli dari sononya ga akan bikin cape, cuman ini tatanan batunya sudah dibentuk oleh manusia, jadi bikin pegel paha kaki. Dan yang lebih ekstrimnya lagi kita harus berjalan di batu batuan yang sebelah kirinya air terjun panas dan kanannya jurang, lebarnya hanya bisa dilewati satu orang dan berpegangan pada satu tali. Kalo kepleset, mampus deh ke jurang. Pastikan sendalnya ga licin ya atau kalo pake sepatu harus yang anti air.
Air terjun panas yang musti dilewati
Kalo lewat Gunung Putri, katanya sih bisa melewati Surya Kencana, taman yang penuh bunga Eidelweiss.. tapi jalurnya lebih ekstrim drpd lewat cibodas. hhe.. ga kebayang deh gimana ekstrimnya, soalnya lewat cibodas aja udah mau tepar..
Tanjakan selama ke Kandang Badak
Setelah makan siang kami berangkat nanjak, magrib baru sampe Kandang Badak, karena saya merasa cape sekali untuk keatas, jadi banyak istirahatnya selama perjalanan, yahh normalnya memang 6jam untuk Kandang Badak. Di Kandang Badak ini merupakan jalur persimpangan antara gede dan pangrango, jadi hati-hati nyasar salah arah..
Selama perjalanan ke Kandang Badak, saya hanya memikirkan satu hal, saya harus sampai sebelum magrib, karena kalo magrib tiba itu berbahaya, jalanan gelap, hutan, lelah karena batu-batuan yang curam. Pemandangan juga tidak akan saya perhatikan lagi karna fokus ke tujuan awal, yaitu ingin sampai secepatnya di bumi perkemahan dan mendirikan tenda.
Sesampainya di tenda, saya kaget ternyata ada bangunan rumah disana, cuma jorok sekali, semua orang pipis dan eek di sebuah bukit yang tidak digali terlebih dahulu di sekitar rumah tersebut. Duh duhh ini para pendaki yang katanya ingin menikmati indahnya alam, malah eek sembarangan, kalau saya teringat itu, ingin muntah rasanya.. -___-''
Di Kandang Badak, air sangat melimpah, tapi please jangan mandi atau menggunakan sabun ya disini.. pakailah air secukupnya dan jangan buang sampah sembarangan. Setelah tenda didirikan, maka pijit-pijitan untuk peregangan ototpun dimulai, karena jam 3 pagi kami harus summit attack keatas puncak Gede.
Pijit pijiiitttt, yang mau pijit mas mbaaakk..
Dari Kandang Badak ke jalur ke puncak lebih ekstrim lagi, tapi ga bikin cape, dan malah lebih menyenangkan tantangannya. hahahaa.. kalo selama dari Telaga Biru ke Kandang Badak disarankan pake sandal, tapi kalo dari Kandang Badak ke puncak pake sepatu lebih oke, karna banyak akar-akar pohon yang melintang. Disini terkenal banget yang namanya Tanjakan Setan. Kenapa? karena ekstrim banget bro keatasnya 180derajat musti pake tali dan talinya itu tajem, jadi musti pake sarung tangan. Ini boleh dikatakan momen paling seru selama saya naik gunung,, hahahaa..
Tanjakan Setan
Setelah menanjak dan ngos-ngosan, sampailah kami di puncak Gede.. Disini saya lebih kaget lagi, ada yang teriak teriak "nasi uduk, nasi udukk, gorengaaan" kata bapak itu.
Buset dah ini bapak udah tua tapi masih kuat yee bolak balik gunung buat jualan nasi uduk panas.. hahahaa.. Jadilah kami sarapan diatas puncak dengan hawa dinginnya pagi hari di puncak gunung.. Dan hanya dengan jumlah cewek yang minim, kami berdua sampai di puncak Gede ditemani oleh para cowok-cowok okee yang selalu menjaga kami setiap saat.. heheee.. thanks yaaa bro! ^_^v
Buset dah ini bapak udah tua tapi masih kuat yee bolak balik gunung buat jualan nasi uduk panas.. hahahaa.. Jadilah kami sarapan diatas puncak dengan hawa dinginnya pagi hari di puncak gunung.. Dan hanya dengan jumlah cewek yang minim, kami berdua sampai di puncak Gede ditemani oleh para cowok-cowok okee yang selalu menjaga kami setiap saat.. heheee.. thanks yaaa bro! ^_^v
Para Hikers
Pulangnya kami mengalami kondisi fisik yang mulai menurun, jalanan bebatuan dan akibat dari memakai sepatu membuat kuku saya menghitam karna benturan sepatu dan batu.. baru sembuh setelah beberapa bulan kemudian.. T_T dan kami sampai di pos keberangkatan awal setelah magrib.
Mengerikan..
Jalur penanjakan sudah gelap gulita, hanya ditemani senter dan suara jangkrik, saya tidak mempedulikan kaki yang sudah keseleo karna batu, saya jalan dengan sangat cepat ditemani dengan teman saya. Mengerikannya lagi orang di belakang saya dari grup lain dikabarkan menghilang.. semoga orang tersebut diketemukan kembali yaa..
Jadi saya merelakan senter saya untuk mencari orang tersebut. huftt seremm bgt.. tapi syukurlah kami semua sampai dengan selamat sentosa, dan akhirnya mencari bis tumpangan untuk langsung menuju terminal Cianjur yang akan membawa kita kembali ke jakarta dan bandung..
FYI: ini gunung terheboh yang bikin fisik saya drop ga bisa bergerak esok harinya.. hhahaa..
Selamat malam Mbak,aku mau nanya soal pemadkian Gunung Gede via Cibodas-Cibodas diblog Mbak. Berapakah jam yang dibutuhkan untuk mencapai puncak?
ReplyDelete