Penatnya aktivitas kota Jakarta dan rutinitas kantor yang setiap hari berangkat jam 6 pagi dan pulang jam 8 malam membuat saya memutuskan untuk mencari wangsit di gunung, sekaligus memperingati Hari Kemerdekaan RI. Dan kali ini pilihannya jatuh pada Gunung Prau di Dieng, Jawa Tengah.
Konon katanya gunung ini memiliki kecantikan yang luar biasa, walaupun ketinggiannya hanya 2.565mdpl tapi kita sudah bisa merasakan "samudera di atas awan". Jadi buat pemula yang pengen ngerasain berdiri diatas awan, ga perlu jauh-jauh ke Mahameru.
Ada beberapa alternatif untuk menjangkau Dieng, bisa dengan mobil pribadi, naik bus, atau kereta. Tapi saya sih memilih untuk naik kereta dari Pasar Senen menuju Stasiun Kutoarjo, bisa juga turun di Stasiun Purworejo selama kurang lebih 8jam perjalanan. Lalu lanjut naik angkot ke arah Terminal Wonosobo kurang lebih 2-3jam.
Gunung ini dapat ditempuh melalui beberapa Jalur Alternatif Pendakian. Lewat Jalur utara, bisa melalui Kabupaten Kendal, Semisal dari Desa Kenjuran yang berada di Kecamatan Sukoreja. Jarak tempuh perjalanan kurang lebih 6 Jam ke puncak.
Alternatif lain jalur pendakian bisa dilakukan melalui Jalur selatan, yaitu lewat Dataran Tinggi Dieng atau Desa Patak Banteng. Jalur ini relatif lebih singkat, hanya sekitar 3 Jam perjalanan ke puncak gunung dan jalurnya lumayan terjal. Saya dan rombongan sih pilih jalur ini, jadi dari Terminal Wonosobo dilanjutkan dengan menggunakan minibus ke arah Desa Patak Banteng di Dieng kurang lebih 2jam. Minibus ini beroperasi maksimal sampai jam 5sore setiap harinya.
Gerbang masuk menuju Gunung Prau terletak persis di depan Produsen Carica Murni Alam, bersebelahan dengan Basecamp Pendakian Prau. Disini kita bisa numpang re-packing, mandi, makan, sebelum naik ke Gunung Prau.
Waktu menunjukkan pukul 2 siang, dan itu berarti kita harus segera melakukan pendakian. Walaupun matahari sedang terik-teriknya, namun angin Dieng membuat sejuk dan tidak membuat kami cepat lelah. Gunung Prau memiliki 3 pos yang jarak tempuh masing-masing pos kira-kira 1jam.
Setelah melewati 3 pos tersebut, maka sampailah kita di camp area Bukit Teletubbies yang penuh dengan bunga-bunga.
Yeaaaayyy!!
Pada bulan Agustus memang sudah memasuki musim kemarau, sehingga kami tidak mendapatkan hujan, dan itu membuat udara di malam hari terasa dingin sekali. Yaaahh memang ada plus minusnya mendaki pada saat musim hujan dan kemarau. heheee..
Setelah puas menikmati sunrise diatas awan dan sekaligus dapat bonus bisa melihat beberapa gunung dihadapan kita, seperti Gunung Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, Slamet, Ungaran kamipun beranjak pulang ke Dieng, Wonosobo dengan jalur yang sama. Namun saya pulang ke Jakarta menggunakan bis Damri Executive dari Terminal Wonosobo yang menuju Kampung Rambutan atau Lebak Bulus dengan harga 150ribu.
Kecantikan Gunung Prau membuat saya takjub. Keletihan selama pendakian terbayar sudah, terima kasih Tuhan, sudah memberikan saya kesempatan dan kekuatan untuk sampai di puncak Gunung Prau dan dapat mengibarkan bendera Sang Merah Putih disini..
Konon katanya gunung ini memiliki kecantikan yang luar biasa, walaupun ketinggiannya hanya 2.565mdpl tapi kita sudah bisa merasakan "samudera di atas awan". Jadi buat pemula yang pengen ngerasain berdiri diatas awan, ga perlu jauh-jauh ke Mahameru.
Photo taken: Prau Mt., August 17th, 2013, 7 a.m
Ada beberapa alternatif untuk menjangkau Dieng, bisa dengan mobil pribadi, naik bus, atau kereta. Tapi saya sih memilih untuk naik kereta dari Pasar Senen menuju Stasiun Kutoarjo, bisa juga turun di Stasiun Purworejo selama kurang lebih 8jam perjalanan. Lalu lanjut naik angkot ke arah Terminal Wonosobo kurang lebih 2-3jam.
Gunung ini dapat ditempuh melalui beberapa Jalur Alternatif Pendakian. Lewat Jalur utara, bisa melalui Kabupaten Kendal, Semisal dari Desa Kenjuran yang berada di Kecamatan Sukoreja. Jarak tempuh perjalanan kurang lebih 6 Jam ke puncak.
Alternatif lain jalur pendakian bisa dilakukan melalui Jalur selatan, yaitu lewat Dataran Tinggi Dieng atau Desa Patak Banteng. Jalur ini relatif lebih singkat, hanya sekitar 3 Jam perjalanan ke puncak gunung dan jalurnya lumayan terjal. Saya dan rombongan sih pilih jalur ini, jadi dari Terminal Wonosobo dilanjutkan dengan menggunakan minibus ke arah Desa Patak Banteng di Dieng kurang lebih 2jam. Minibus ini beroperasi maksimal sampai jam 5sore setiap harinya.
Gerbang masuk menuju Gunung Prau terletak persis di depan Produsen Carica Murni Alam, bersebelahan dengan Basecamp Pendakian Prau. Disini kita bisa numpang re-packing, mandi, makan, sebelum naik ke Gunung Prau.
Awal jalur pendakian, Desa Patak Banteng
Waktu menunjukkan pukul 2 siang, dan itu berarti kita harus segera melakukan pendakian. Walaupun matahari sedang terik-teriknya, namun angin Dieng membuat sejuk dan tidak membuat kami cepat lelah. Gunung Prau memiliki 3 pos yang jarak tempuh masing-masing pos kira-kira 1jam.
Pos 3, istirahat sejenak :)
Setelah melewati 3 pos tersebut, maka sampailah kita di camp area Bukit Teletubbies yang penuh dengan bunga-bunga.
Yeaaaayyy!!
Bunga-bunga di Camp Area
Padang Savana Bukit Teletubbies
Sunrise Gunung Prau
Kecantikan Gunung Prau membuat saya takjub. Keletihan selama pendakian terbayar sudah, terima kasih Tuhan, sudah memberikan saya kesempatan dan kekuatan untuk sampai di puncak Gunung Prau dan dapat mengibarkan bendera Sang Merah Putih disini..
Pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih
baguss ...
ReplyDeletethanks bro!! mari ke prau.. hahhaa
ReplyDeleteTernyata banyak juga yang tertarik dengan keindahan gunung prau, tapi lupa untuk melestarikannya
ReplyDeletebeberapa gunung yang saya datangi memang sudah mulai banyak kotoran di beberapa kawasan, terutama di area perkemahannya. yah semoga kita bukan salah satu dari yang suka membuang sampah sembarangan ya :)
ReplyDelete