Mendaki ke Gunung Papandayan - Garut (2.665 Mdpl)

Kalo ke garut yang diinget pasti dodolnya, tapi kali ini saya ga akan bahas dodol garut, saya ke Garut mau mencicipi indahnya Gunung Papandayan. Buat para pemula, ini gunung oke bangettt dehh.. Tingginya cuma 2.665mdpl, tracknya jg ga terlalu susah dan berat. tapi ya tetep ajaa sebelum pendakian kita musti jogging-jogging dulu at least sebulan sebelum pendakian biar ga kaget tuh kaki. Dan buat menuju ke gunung ini ga susah kok, tinggal menuju ke arah Pantai Santolo, kita bakal nemuin gerbang masuk Papandayan. 

Di gerbang masuk itu kita naik pick up terbuka buat naik ke Camp David yang memakan waktu 3 jam lamanya. Sudah larut malam pada saat itu, waktu menunjukkan pukul 2 pagi, ngantuk, tapi karena bintang-bintang bertaburan dengan indahnya dan lampu-lampu kota garut terlihat dari pick up ini menjadikan kantuk kita hilang. Di camp ini bukan buat berkemah tapi cuma point awal pendakian. Disini banyak warung-warung gitu, jadi kita menginap di salah satu warung tersebut sambil makan pagi sebelum pendakian.

Setelah dirasa cukup beristirahat, jam 6 pagi kamipun segera sarapan, re-packing, doa bersama supaya dilindungi Allah selama pendakian,, Nah, finally jam 7an pagi kita ready buat berangkat, track pertama penuh batu-batuan dan melewati kawah berasap belerang yang lumayan baunya kayak kentut. Kalo kentut dikawasan ini bakal ga ketauan deh.. hahhaa.. Di kawah ini juga banyak yang mandi lumpur dari warga sekitar, katanya sihh berguna buat penyakit-penyakit kulit.

Awal Jalur Pendakian

Asap Belerang

Jalur pendakian

Setelah 2jam mendaki, kami tiba di kawasan hutan mati.. mencekam, penuh kabut, kalo nyasar lumayan bahaya.. dan disini kami beristirahat sejenak untuk melepaskan carrier yang agak berat dari pundak kita. Sekitar 1jam kemudian, sampailah kami di kawasan Pondok Salada. Di pondok ini kami mendirikan tenda, dan perut terasa sangat lapar karena sudah siang. Dan seperti biasanya, para wanita membuatan makanan, dan para cowok mendirikan tenda. Cuma ketika itu, yang bisa masak cuma saya sendiri, akhirnya tiap makan ya saya yang siapkan,, tak apalah rasanya senang sekali apabila bisa membuat perut orang kenyang dan bahagia. hhehee.. 
Tapi, setelah beberapa lama, kok tenda belum juga terpasang? rupanya anak cowok kesusahan mendirikan tenda dan bingung bagaimana mendirikannya, akhirnya saya dirikan jg tenda-tenda itu melalui instruksi. Walhasil mereka yang tadinya mengira saya anak mommy dan gak akan bisa hiking karena saya kesini pake mobil pribadi dan ga mau naik bis, pemikiran mereka berubah sangat drastis, "Woow, lo wanita super! gw kira lo ga kuat hiking!", "Ga sia-sia kita bawa lo!", "Lo kayak chef farahpin deh yol!", #gara-gara masak pake parapin.
Sejak itu julukan chef farahpin melekat di diri saya... -_-''

Hutan mati

Pondok Salada

Malam harinya, kami tertidur pulas untuk mempersiapkan fisik kami esok ke Tegal Alun. Kawasan ini merupakan kawasan yang penuh dengan bunga-bunga eidelweiss. sungguh indah.. Untuk sampai ke tempat ini kita ga perlu bawa carrier, karena musti ditinggal di Pondok Salada, agar beban ringan dan kaki bebas melangkah. Dan kita harus melewati Hutan Mati versi lainnya untuk sampai ke kawasan ini yang memiliki waktu tempuh 2-3jam..

Tegal Alun

Awalnya sebelum pendakian sih everything's okee, tapi setelah kita turun dari Tegal Alun dan akan kembali ke Pondok Salada, satu orang cewek dari rekan kami hilang, akhirnya sebagian mencari doi (**sebut saja mawar).. Karena saya dan team leader saya sampai terlebih dahulu di Pondok Salada, 2jam kemudian, kamipun mulai worried, karena waktu sudah sore tapi rekan-rekan kami belum juga menampakkan diri.

Jam 2 sore, merekapun menemukan teman kami itu, dan segera kembali ke Pondok Selada, ternyata dia tersesat di Hutan Mati, hufftt untungnya bisa diketemukan. Tapi si mawar langsung membuka jilbabnya di luar tenda dan hanya mengenakan tanktop!!! broo, plislahh lo wanita solehah gitu,, mungkin dia kecapean atau apalah karena tersesat tadi pikir kami..

Kamipun bergegas re-packing, menggulung tenda, dan membereskan sampah-sampah kami untuk dibawa pulang. Kamipun melewati rute yang lain untuk jalur pulang, di rute ini, berkali-kali si mawar itu terpeleset jatuh karena licinnya jalanan dan sepatu yang dia gunakan bukanlah sepatu hiking, jadi celananya kotor, kamipun mau membantunya, tapi dia terlihat sensitif, marah-marah dan akhirnya berjalan sendiri,,

Lalu sampailah kami pada sungai yang airnya seperti susu, eeehh si mawar malah menceburkan diri ke sungai itu, basah kuyup sengaja dia lakukan sambil tertawa anehh.. hmpppp.. rombongan mulai terheranan melihat sikapnya,,

Jam 5 sore, sampailah kami di camp david, si mawar langsung meminta rokok dan merokok di hadapan kami dan mengajak salah satu cowok di rombongan kami untuk ke hotel bersama, wewww kami semua melongo seketika.. Lalu kami berpikir, ada sesuatu yang aneh terjadi dengannya, mungkin dia dirasuki oleh seseorang wanita saat dia tersesat tadi..

Sesampainya di gerbang awal pendakian dengan menggunakan pick up, kamipun bergegas untuk kembali ke kota masing-masing. Saya ke bandung dengan menggunakan mobil saya, membawa si mawar dan team leader saya untuk menyembuhkan mawar dari kerasukan. Sambil menyetir, saya masih ketakutan, saya membawa orang yang dirasuki hantu,, hiiyyy.. Dan akhirnya dengan bantuan rekan si team leader yang memiliki kekuatan superrr dia berhasil menyembuhkan si mawar. Tenang deh kita semua akhirnya..
Perjalanan kali ini penuh misteri, gunung yang tadinya saya pikir sebagai gunung happy happy langsung berubah menjadi gunung elok penuh misteri.. hahaha 

Buat teman teman hikers, jangan lupa menjaga diri kita, perilaku, dan jangan biarkan pikiran kita kosong yaaa, nanti bisa dimanfaatkan oleh makhluk-makhluk astral.. Ga mau kan perjalanan yang diharapkan happy ending malah berakibat seperti ini,, hehe..

Team rombongan backpaker dan si mawar (baju biru)


Comments