Malang

Kota Malang, mungkin tidak semalang namanya. . Karena kota ini memiliki keindahan yang luar biasa dibalik namanya. Tatanan kota yang apik, udara yang segar, dan tidak semacet kota-kota besar lainnya membuat saya betah tinggal di kota ini.

Malang memiliki beberapa wisata kuliner yang patut untuk dicicipi, seperti bakso bakar pak man, cafe coffee corner dengan choco banana ice blendnya, atau restoran yang menyuguhkan dekorasi kolonial jaman dulu seperti toko OEN. Disamping itu juga, Malang memiliki berbagai aneka keripik yang terbuat dari buah-buahan. Memang, selama ini kita hanya mengenal Malang dengan keripik apelnya saja, tapi ternyata banyak sekali buah-buahan yang dijadikan keripik yang enak sebagai camilan, contohnya keripik buah naga, salak, belimbing, nangka, dll. Alangkah kreatifnya penduduk sini. .

Setibanya di Malang saya langsung menuju Kota Batu untuk menghadiri Conference yang diselenggarakan oleh organisasi saya untuk beberapa hari. Setelah acara ini selesai, saya melanjutkan perjalanan saya dan teman-teman saya untuk meng-eksplore Kota Malang yang hanya dalam waktu 24jam saja, kamu bisa melihat keindahan kota Malang hingga sudut kotanya.
Dan dimulailah kunjungan pertama saya ke Batu Night Spectacular Malang. Dengan harga tiket hanya  Rp 10.000, namun kita bisa menikmati indahnya lampion-lampion taman yang menarik dan beraneka ragam. Namun, BNS memiliki kesamaan dengan BCL di Bandung, karena kedua tempat ini sama-sama menawarkan taman bermain dan indahnya lampion-lampion raksasa di malam hari. Sungguh romantiss :")


Batu Night Spectacular

Setelah itu, saya bermain sebentar di alun-alun taman Kota Batu-Malang. Alun-alun sangat bersih, tertata, dan udaranya yang sejuk. Bahkan terdapat komedi putar di taman ini.

Alun-alun Kota Batu-Malang

Hari sudah beranjak malam, waktu sudah menunjukkan tepat di angka 00.00, itu berarti kami harus segera beranjak pergi dari alun-alun ini dan menuju Bromo. Kata orang, kalau kita berkunjung ke Malang tanpa melihat sunrise di Bromo rasanya ada yang kurang. 
Maka kami memutuskan untuk menyewa mobil untuk menuju Bromo. hanya dengan uang Rp 100.000 kami sudah bisa menyewa mobil untuk ke kawasan Bromo, menyewa jeep, tiket masuk, sewa jaket tebal, dan juga makan pagi. Harga itu tak sebanding dengan keindahan yang ditawarkan Sunrise dari Kawah Gunung Bromo.
Dari Kota Batu menuju Bromo memakan waktu kurang lebih 3 jam dan dengan jalan yang berliku-liku. Dan setibanya di kawasan ini, hawa dingin langsung menusuk kulit kami, bagaimana tidak? Suhunya saja 0derajat!! Brrrr~
Apalagi kami tidak memiliki persiapan apapun untuk membawa jaket yang tebal. Namun untungnya kami bisa menyewa jaket di kawasan ini. Sehingga kami tidak perlu mengalami kedinginan yang amat sangat. Setalah menunggu satu jam, tak lama kemudian sunrise yang kami tunggu-tunggupun datang juga.



 Sun goes up!!

Dikawasan Gunung Bromo ini, terdapat masyarakat suku Tengger. Suku ini mengingatkan saya pada legenda  Roro Anteng dan Joko Seger yang diceritakan ibu saya ketika saya masih kecil. Bagi suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung yang suci. Setiap tahun sekali, masyarakat ini mengadakan upacara Kasodo. Upacara ini bertempat di Pura Luhur Poten Bromo dan dilanjutkan ke puncak Gunung Bromo. Upacara ini diadakan tiap tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Bromo 


Sunrise at Bromo

Setelah kami puas dengan Bromo, perjalanan kami lanjutkan kembali untuk mencicipi wisata kuliner yang ada di Malang, dan setelah itu kami bergegas untuk menuju kembali ke Bandung.

Hanya 24 jam waktu yang kami miliki, hanya sebentar waktu yang kami punya, tapi nikmatMu yang telah kami berikan untuk kami sungguh tak terhingga, kebesaranMu dan ciptaanMu yang luar biasa indahnya membuatku tak henti-hentinya berucap rasa syukur karena telah diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini. . .

Comments