Mendaki Gunung Semeru (3.676mdpl)

MIMPI..
Sebuah kata yang mungkin tidak asing lagi untuk didengar, bahkan hampir setiap manusia memiliki mimpinya masing-masing untuk dicapai. Bayangkan apabila dari sekian banyak manusia yang hidup didunia ini memiliki mimpi yang sama, doa yang sama disetiap malamnya agar dapat dikabulkan, dan berusaha semampunya untuk meraih mimpi-mimpi itu.
Sempat terfikir, apakah tuhan tidak bingung untuk mengabulkan doa-doa kita yang sama?

Meraih suatu mimpi dalam hidup itu dapat diidentikkan dengan pendakian gunung. Dan untuk tahun 2013 ini, gunung yang terakhir ku daki adalah Gunung Semeru...
Gunung ke-empat yang kudaki selama satu tahun penuh, sempat merasa bosan ketika akan mendaki lagi. mungkin karena target saya untuk melihat samudera diatas awan sudah tercapai pada saat pendakian ke Gunung Prau. Tapi obsesi penasaran saya akan gunung ini tak terbendung lagi..

Kami berangkat dari Kota Malang menuju Ranu Pane, start awal pendakian. Dari Ranu Pane ke Lendengan Dowo sekitar 1jam lamanya, dan dari Lendengan Dowo ke Waturejeng (Pos 3) sekitar 1jam. Setelah itu menuju ke Ranu Kumbolo (2.390mdpl) yang memakan waktu 2jam lamanya. Selama perjalanan ke Ranu Kumbolo hanyalah melewati hutan tropis yang tidak terlalu menanjak, tidak akan membuat kita capek. 
Namun pada saat itu saya tidak terpikir bahwa Desember merupakan musim hujan, dan saya tidak terlalu prepare dengan musim itu, jas hujan yang saya gunakan tembus air padahal harganya 200ribu. Alhasil saya basah kuyup selama perjalanan itu, menggigil kedinginan, gigi gemerutuk gak keruan, bahkan tangan dan kaki sudah mati rasa.. Seharusnya saya test dulu jas hujan saya sebelum berangkat.
Saya hanya berharap ketika itu saya tidak mati kedinginan..

Sesampainya di Ranu Kumbolo sudah sore hari, kamipun bergegas mendirikan tenda, namun saya tak sanggup lagi untuk mendirikan tenda. Biasanya saya kuat, namun kali ini memegang sesuatupun saya tak sanggup karena tangan masih gemetaran mati rasa, saya hanya bisa menghangatkan badan di api unggun di warung di Ranu Kumbolo.

Ranu Kumbolo

Ketika badan di rasa mulai hangat dan agak baikan, saya pun mulai memasak untuk rombongan, beberapa orang dari rombongan tersebut memang pernah mendaki bersama saya, sehingga reputasi sebagai chef dadakan masih melekat di diri saya. Jadi mereka meminta saya untuk memasak malam itu..

Ranu Kumbolo yang nampak indah di film 5cm itu, menurut saya tidak seindah seperti yang di film, sampah disekitar bangunan rumah mulai menggunung, airnya keruh, dan ada beberapa ranjau di pepohonan. Gerah melihatnya. Alangkah teganya para pendaki yang tidak cinta alam ini merusak lingkungan. huftt..
Dari Ranu Kumbolo apabila teman-teman ingin melanjutkan perjalanan ke Kalimati memakan waktu 4jam setelah melewati Oro Oro Ombo dan Cemoro Kandang. Dan dari Kalimati ke Arcopodo membutuhkan waktu 1jam. Dari Arcopodo ke Mahameru sekitar 3jam.

Pada saat di Ranu Kumbolo, saya berulang tahun ke 23, sehingga pada saat itu rombongan saya memberikan surprise kecil, padahal saya juga lupa kalau hari itu ultah saya.. hahhaaa.. makasi ya buat yang sudah arrange kejutan ini dan membuat kue berbahan mie.. :))

Ulang tahun saya

Peringatan 71 Tahun Soe Hok Gie

Ya, saya lahir 17 Desember dan bertepatan dengan ulang tahunnya Soe Hok Gie. Beliau merupakan aktivis yang berani mengkritik Orde Lama dan juga menulis skripsinya di Universitas Indonesia tentang pemberontakan PKI di Madiun. Beliau meninggal di Gunung Semeru sehari sebelum hari ulang tahunnya. 
Quotes yang paling terkenal yaitu:


"Lebih baik saya diasingkan, daripada menyerah dalam kemunafikan"

"Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda"

"Bagi saya kebenaran biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita"

"Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau"

"Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau menjadi pohon oak yang berani menentang angin"


Semua kata-kata tersebut, ntah kenapa saya menyetujuinya dengan sepenuh hati. Ntah karena ada beberapa persamaan pemikiran yang realistis, kebiasaan dalam mencari kebenaran yang hakiki, dan saya juga merupakan aktivis mahasiswa yang sampai saat ini sangat concern terhadap isu-isu politik, sejarah, ekonomi bangsa ini dan membuat saya ingin mengabdikan diri saya untuk bangsa ini melalui ilmu pengetahuan yang saya miliki.

Ulang tahun di Semeru merupakan hal yang tak akan pernah dilupakan, apalagi mendapat pelajaran berharga mengenal lebih dekat dengan Soe Hok Gie. Hal ini membuat langkah saya untuk menikmati keindahan alam Indonesia tidak akan berhenti sampai disini...

Comments